Agama dan Masyarakat

Agama dan masyarakat saling berhubungan satu sama lain. Agama adalah salah satu yang membedakan manusia dengan hewan. Menurut Mark Twain manusia adalah binatang beragama, sementara Mircea Eliade menyebutnya homo religius. Karena sifatnya yang demikian, maka tidak ada masyarakat, baik pada masa lampau dan sekarang, yang tidak beragama. Dapat disimpulkan bahwa perkembangan agama sama dengan perkembangan masyarakat.

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi". Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna kesuciannya.

Agama juga dapat menjadi batasan dari bergaul, sehingga masyarakat dapat meiliki aturan hidup sosial. Agama juga dapat mempengaruhi kebudayaan dan gaya hidup masyarakat. Setiap agama juga dapat saling bergaul dalam satu masyarakat. Namun tidak menghilangkan dari aturan – aturan agama masing – masing. Perbedaan aturan pada setiap agamalah yang dapat memberi warna terhadap masyarakat sosial.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Dengan adanya agama pula masyarakat dapat saling berkumpul dan bertukar pikiran. Masyarakat juga dapat memiliki aturan. Agama adalah penghubung antar budaya. Kebudayaan yang berbeda sebenarnya berasal dari pikiran masing – masing, sehingga dapat berubah. Beda halnya dengan agama yang sudah menjadi kewajiban yang tidak dapat dirubah ataupun di manipulasi kepercayaannya. Adapun jika di manipulasi kepercayaan tersebut tidak akan bisa diterima oleh semua golongan dalam agama tersebut, dan hal tersebut akan menjadikan perpecahan antar masyarakat. Sehingga akan muncul agama baru yang hampir sama dengan agama sebelumnya. Seperti agama islam yang menjadi pecah dengan beberapa manipulasi aturan – aturan yang melenceng.


Previous
Next Post »